BLOG HANKOGAN

BLOG HANKOGAN

MODEL PEMBINAAN PROGRAM PKBM BERBASIS KEWIRA USAHAAN

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Direktorat pendidikan masyarakat menerapkan kerangka kerja aksara membangun peradaban dengan menerapkan lima miisi kerja Kementrian Pendidikan Nasional yaitu : ketersediaan, keterjangkauan, peningkatan kualitas, kesetaraan pendidikan yang mendiskriminatif, dan keterjaminan memperoleh layanan pendidikan program akasara membangun peradaban antara lain : Pendidikan keaksaraan, aksara kewirausahaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, peningkatan budaya baca masyarakat serta penguatan kelembagaan pendidikan masyarakat.
Dewasa ini memang kita sedang dihadapkan dengan berbagai masalah terutama permasalahan ekonomi, dan semakin meningkatnya jumlah pengangguran diberbagai daerah, sementara itu jumlah perusahaan dan industri yang membuka peluang sangat terbatas, menjadi hambatan bagi masyarakat untuk memperoleh pekerjaan guna untuk memenuhi kebutuhan.

Takdapat dipungkiri bahwa masyarakat secara menyeluruh semuanya menginginkan dan berusaha untuk mendapatkan dan mencari pekerjaan, padahal anatara lapangan pekerjaan dan jumlah pengangguran perbandingannya lebih banyak pengangguran, dan pada hakekat yang sesungguhnya seharusnya kita menciptakan lapangan pekerjaan dari pada mencari lapangan pekerjaan karena itu salah satu cara untuk mengurangi pengangguran.
1 Drs. Muhammad Nasri, Kewirausahaan Santri (Jakarta : PT.Citrayuda) 2004, h.27



Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) merupakan satuan pendidikan non formal sebagai tempat pembelajaran dan sumber informasi yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Munculnya suatu wadah yang mengayomi pendidikan dan ketrampilan seperti PKBM sangatlah dibutuhkan dan sangat menguntungkan bagi masyarakat, dan salah satunya dapat berwirausaha.
Apa itu kewirausahaan ? bila mendengar kata wirausaha atau wiraswasta, fikiran kita pasti langsung berfikir mengenai Dul Juni yang membuka warung bakso, mas Karso yang mempunyai bengkel motor, dan Wan Abud yang berdagang pakaian fiikran seperti itu tidak sepenuhnya salah, karena apa yang mereka lakukan adalah bentuk pelaksanaan dari kewirausahaan, tetapi sesungguhnya wirausaha memiliki pengertian kurang lebih mampu berusaha sendiri tanpa tergantung dengan orang lain dan tangguh dalam menghadapi cobaan. Dan orang yang melakukan wirausaha disebut wirausahawan.

Dan itu salah satu upaya PKBM dalam memberikan pendidikan dan menciptakan masyarakat untuk berwirausaha berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap juga kepribadian yang profesional.
2 Dra. Kusmini Adiputro, M.M, Kewirausahaan (Jakarta : Ghalia Indonesia) 2004. h.1

I.2.Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan
Pada umumnya masyarakat mempunyai suatu pemahaman bahwa orang yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri disebut pengusaha. Adapun lembaga atau badan yang melaksanakan kegiatan usaha disebut perusahaan. Pengertian tersebut secara umum dapat dikatakan benar dan cukup tepat. Namun demikian, pengertian usaha adalah kegiatan atau daya upaya agar yang dilakukan seseorang, sekelompok orang, atau suatu badan dalam rangka memperoleh suatu yang berguna baik untuk kepentingan dirinya, pihak lain maupun lingkungannya3.
Adapun tujuan dan manfaat kewirausahaan itu sendiri bertujuan untuk meningktkan jumlah wirausaha yang berkualitas, mewujudkan kemampuan dan ketrampilan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, dan membudayakan semangat, sikap, prilaku dan kemampuan kewirausaha dikalangan masyarakat4.
Sedangkan manfaat wirusahawan adalah berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuanyya, memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan perintah agama, menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran dan manfaat lainnya yaitu berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak foya-foya dan tidak boros, serta sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat5.
3 Dra. Devi Puspitasari, M.Pd, Kewirausahaan Merencanakan Usaha Kecil / Micro (Jakarta :
CV. Pandu Karya) 2007 h.15
4 Drs. Mardianto, Kewirausahaan (Surakarta : Ghalia Indonesia Printing) 2005, h.5.
5 h.6



Program kegiatan PKBM "Bumi Wiyata" Bumi Jawa yang berbasis kewirausahaan sudah diterapkan khususnya di lingkungan Yayasan Pondok Pesantren Darun Nasyi'in, karena santri yang sudah lulus mengikuti kursus menjahit dan pertukangan kayu di PKBM "Bumi Wiyata" sudah mampu rapih dan menguasai bidang tersebut
Para santri yang sudah mampu menguasai bidang pertukangan dan menjahit dialokasikan dan diberdayagunakan pada kegiatan ataupun pekerjaan yang sesuai bidang itu, contohnya mereka mendirikan konveksi guna untuk mengembangkan ilmu yang telah mereka dapatkan. Adapun pesanan yang mereka terima yaitu membuat seragam TK, membuat seragam ibu-ibu pengajian, dan membuat baju seragam MTs, selain itu mereka ikut serta dalam kegiatan pembangunan gedung madrasah, dan asrama santri.
Dari kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan ilmu yang telah mereka dapatkan di PKBM "Bumi Wiyata" dalam bidang kewirausahaan dan manfaatnya ialah untuk memperoleh pemasukan tanpa tergantung kepada orang lain, terlatih hidup mandiri. Adapun manfaat bagi masyarakat adalah masyarakat dapat memanfaatkan hasil dari adanya pendidikan yang ada di PKBM Bumi Wiyata dalam bidang kewirausahaan, contohnya masyarakat bisa memanfaatkan tenaga dari penjahitnya dan pertukangan tanpa harus mencari dengan susah payah.
Harapan kami khususnya dilingkungan PKBM yang berawal dari konveksi kecil akan menjadi sebuah perusahaan konveksi besar dan mempunyai tenaga ahli baik dalam bidang menjahit maupun pertukangan.





Visi :
Terwujudnya pelaksanaan program pendidikan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup yang berlandaskan Imtaq. Sehingga dapat tercipta pendidikan masyarakat yang lebih layak.

Misi :
1. Memotifasi dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan
2. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana
3. menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat
4. menggali dan mengembangkan potensi daerah untuk dijadikan program unggulan
5. Menterjemahkan program-program pemerintah dibidang pendidikan


BAB II
PROGRAM KEGIATAN PKBM BUMI WIYATA

Program-program kegiatan yang dilaksanakan di PKBM Bumi Wiyata yaitu sebagai berikut :
1. Paket C
2. Keaksaraan Fungsional
3. Kursus Menjahit
4. Kursus Pertukangan Kayu
5. KBU Jahit
6. TBM
7. TPQ (Madrasah Diniyah)
8. PAUD
9. TK

A. Program Paket C
- Program Pendidikan Kesetaraan Paket C yang dilaksanakan oleh PKBM Bumi Wiyata dan Pondok Pesantren Darun Nasyi’in Desa Bumi Jawa Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur merupakan Program Pendidikan yang Kurikulumnya bersumber pada Departemen Agama.
- Program ini diikuti oleh para santri yang bertempat di Pondok Pesantren Darun
Nasyi’in dan juga yang ada di luar lingkup Pondok Pesantren.

- program Kesetaraan Paket C ini sangat mendukung para santri khususnya yang
waktunya penuh di Pesantren dan tidak sempat belajar siang harinya secara
sempurna di Pendidikan Formal, Proses belajar mengajarnya (waktu belajarnya)
ditentukan oleh Tutor dan para peserta kapan waktu yang kosong dan tepat untuk
mereka belajar pagi, siang dan sore bahkan pada malam hari.
- Mengingat waktu yang sangat padat dengan kegiatan-kegiatan yang ada du Pondok
Pesantren, maka materi yang diajarkan mengutamakan pelajaran yang akan diujikan
pada ujian tingkat nasional.


B.Keaksaraan Fungsional
Program Keaksaraan Fungsional (KF) yang diadakan di PKBM Bumi Wiyata ini
kegiatannya dipadukan dengan kegiatan pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan di
Pondok Pesantren Darun Nasyi’in pada setiap hari Jum’at sore dan Minggu pada
pukul 14.00 WIB s/d 17.00 WIB. Sebelum pengajian para ibu-ibu dilaksanakan,
terlebih dahulu belajar baca tulis dan berhitung, (sesuai dengan pelajaran yang
di Keaksaraan Fungsional) setelah selesai Calistung baru dilanjutkan dengan
Pengajian hingga pukul 17.00 WIB dan diakhiri dengan shalat Ashar berjama’ah
khususnya pada hari Jum’at sore.
Untuk hari Minggu sore para Ibu-ibu difokuskan untuk belajar Calistung ditambah
dengan praktek keterampilan. Keterampilan yang sudah dipraktekkan untuk sementara
ini adalah keterampilan membuat aneka kue atau makanan ringan yang terbuat dari
singkong.


C.Kursus Menjahit Dan Kursus Pertukangan Kayu
Kegiatan Kursus Menjahit Dan Kursus Pertukangan Kayu dilaksanakan seminggu dua
kali. Kursus ini diikuti oleh anak-anak yang putus sekolah yang ada di lingkungan
Desa Bumi Jawa Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur, dan lebih
khusus lagi diikuti oleh para santri yang bertempat di Pondok Pesantren Darun
Nasyi’in.
Kursus Pertukangan Kayu dilaksanakan di PKBM Bumi Wiyata dan di lokasi Pondok
Pesantren Darun Nasyi’in, sedangkan Kursus Menjahit dilaksanakan di PKBM Bumi
Wiyata dan dilokasi Penjahit AAN, yang lokasinya kurang lebih 500 meter dari PKBM
Bumi Wiyata.
Dari beberapa orang yang telah lulus dari Kursus Menjahit ini yang dianggap sudah
mampu, rapi dan menguasai, mereka dikumpulkan dan diberi suatu pekerjaan menjahit
agar pelajaran dan ilmu yang selama ini mereka dapatkan dapat terus berkembang,
sehingga akan lebih berguna dan bermanfaat bagi lingkungan khususnya dan bagi
dirinya sendiri. Begitu juga untuk Kursus Pertukangan Kayu, Peserta yang sudah
mulai menguasai hanya baru beberapa orang, walaupun masih sedikit mereka tetap
diupayakan untuk dikerjakan, sementara ini hasil karyayang mereka sudah dapatkan
dilihat, meskipun baru untuk kalangan sendiri, seperti membuat asrama tempat
tinggal santri Pondok Pesantren Darun Nasyi’in dari mulai memasang batu bata,
memasang kusen, reng genteng dan lain-lain.
Mereka juda sudah melakukan praktek membuat peralatan-peralatan yang diantaranya
almari baju santri, meja, kursi untuk belajar dan lain-lain.
Untuk mengontrol hasil kerja mereka, kami dari PKBM Bumi Wiyata dan Pondok
Pesantren Darun Nasyi’in telah menyiapkan 2 orang tukang yang sudah profesional,
yang selalu siap menjawab dan memberikan arahan dan petunjuk bagi para tukang
baru yang mengalami kesulitan.

D.Kelompok Belajar Usaha(KBU) Menjahit
Kelompok Belajar Usaha (KBU) menjahit ini diawali dengan belajar kursus menjahit
yang diadakan di PKBM Bumi Wiyata Desa Bumi Jawa Kecamatan Batanghari Nuban
Kabupaten Lampung Timur.
Bagi para peserta kursus menjahit yang dinilai sudah benar-benar mampu di dalam
menjahit. PKBM Bumi Wiyata dan Pondok Pesantren Darun Nasyi’in menyediakan suatu
tempat untuk menyalurkan bakat-bakat mereka, dan mereka diarahkan untuk bergabung
menjadi anggota di Kelompok Belajar Usaha (KBU) Menjahit. Dari beberapa orang
yang telah lulus kursus dan mau bergabung di KBU menjahit dan ada juga yang
memilih bekerja di tempat lain dengan alasan mencari pengalaman baru.
Bagi mereka yang mau bergabung di KBU Menjahit mereka akan diberikan suatu
pekerjaan dan upah yang sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya.
Adapun KBU menjahit yang ada di Pondok Pesantren Darun Nasyi’in dan PKBM Bumi
Wiyata dilengkapi dengan Mesin Jahit 6 buah, Mesin Obras 1 Buah dan di tempatkan
pada ruang yang berukuran 3 x 3 M2. untuk sementara KBU mejahit ini mengajarkan
pembuatan baju seragam sekolah dari tingkat SD s/d SLTA.
Keberadaan KBU mejahit yang ada di Pondok Pesantren Darun Nasyi’in ini sangat
membantu para santri yang bertempat tinggal di Pondok Pesantren, disamping mereka
bisa sekolah, mereka juga bisa mengaji dan sekaligus bisa mencari tambahan biaya
dari bekerja menjahit tersebut, bahkan diantara mereka ada yang bisa menghidupi
dirinya sendiri dari hasil menjahit tersebut (cukup untuk memenuhi keperluan
sehari-hari di Pondok Pesantren dan tidak mengandalkan kiriman dari orang tua.
Mereka yang demikian merupakan mayoritas yang berlatar belakang ekonomi orang
tuanya berada jauh di bawah standar apalagi didukung tempat tinggal yang sangat
jauh dari Pondok Pesantren Darun Nasyi’in, sehingga para santri jarang pulang dan
secara otomatis harus berusaha hidup mandiri.
Oleh karena itu kursus menjahit untuk sementara menjadi program unggulan di PKBM
Bumi Wiyata dan Pondok Pesantren Darun Nasyi’in.

E.Taman Bacaan Masyarakat (TBM) / Perpustakaan
Taman Bacaan Masyarakat yang ada di PKBM Bumi Wiyata dan Pondok Pesantren Darun
Nasyi’in diberi nama TBM CERDAS. Keberadaan TBM ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat yang berada disekitar lingkungan khususnya yang ada di lingkungan PKBM
Bumi Wiyata dan Pondok Pesantren Darun Nasyi’in baik itu dibidang kegiatan maupun
pendidikan.
TBM CERDAS dibuka 3 x setiap minggu yaitu pada hari senin, rabu, dan sabtu.
Dimana para peminjam buku di TBM CERDAS terdiri dari :
1. Para Santri Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Darun Nasyi’in
2. Para orang tua / wali santri pada TK/PAUD
3. Masyarakat sekitar
4. Para Ibu-ibu pengajian di Pondok Pesantren Darun Nasyi’in


Buku-buku yang tersedia atau yang ada di TBM CERDAS terdiri dari yaitu :
a. Buku-buku pelajaran paket C
b. Buku-buku Agama
c. Buku-buku cerita umum
d. Buku-buku kegiatan keterampilan.
Untuk melakukan penambahan buku-buku baru, sementara ini menggunakan dana dari
iuran para peminjam atau pengurus TBM.
Taman Bacaan Masyarakat yang ada di PKBM Bumi Wiyata dan Pondok Pesantren Darun
Nasyi’in memiliki 1 buah ruangan yang berukuran 3,5 x 3,5 m2.

F.Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) dan Madrasah Diniyah Darun Nasyi’in
Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) yang ada di PKBM Bumi Wiyata dan di Pondok
Pesantren Darun Nasyi’in memiliki satu kelompok atau 1 kelas dengan jumlah anak
didik 25 orang dan diasuh oleh 2 orang ustadz.
Kegiatan belajar TPQ dilaksanakan 6 hari dalam satu minggu dan waktu belajar
dilakukan pada sore hari mulai dari pukul 15.00 s/d 17.30 WIB.
TPQ ini adalah bagian dari Madrasah Diniyah Darun Nasyi’in dimana TPQ merupakan
kelas yang paling awal dalam madrasah ini yang dekenal dengan sebuah kelas SP
(Kelas Sekolah Persiapan).
Anak-anak yang masuk didalam kelas ini mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak
sampai dengan SD kelas 1. anak-anak tersebut dipersiapkan dan diperkenalkan
dengan pelajaran-pelajaran dasar yang akan diajarkan pada Madrasah Diniyah Darun
Nasyi’in, selama 1 tahun (2 semester), setelah itu mereka kemudian baru dapat
memasuki kelas 1 Madrasah Diniyah Darun Nasyi’in.

Madrasah Diniyah Darun Nasyi’in
Madrasah Diniyah Darun Nasyi’in merupakan salah satu pendidikan yang ada dan
dikelola oleh Pondok Pesantren Darun Nasyi’in dan PKBM Bumi Wiyata. Madrasah ini
terdiri dari 6 kelas yaitu dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. para santri yang
telah selesai mengikuti kelas SP mereka baru bisa masuk dikelas 1 pada madrasah
tersebut.
Madrasah Diniyah ini dapat ditempuh selama 6 tahun, tapi apabila kalau mulai
dari kelas SP berarti menjadi 7 tahun. Selain itu mata pelajaran yang diajarkan
pada Madrasah Diniyah Darun Nasyi’in diantaranya meliputi :
1. Fiqih
2. Bahasa Arab
3. Sejarah Kebudayaan Islam (Tarikh)
4. Al-Qur’an
5. Al-Hadits
6. Aqidah Akhlak
7. Kitab Kuning
8. Khot
9. Seni Baca Al-Qur’an

Tanaga Pengajar
Tenaga mengajar yang ada di Madrasah Diniyah Darun Nasyi’in merupakan ustadz dan ustadzah yang mayoritas Alumni dari Pondok Pesantren dan Pengurus Tinggi dari Jawa Timur, Jawa Barat dan Lampung.
Kegiatan belajar mengajar pada Madrasah Diniyah Darun Nasyi’in dilaksanakan 6 x setiap minggu kecuali pada hari Jum’at libur. Adapun waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan pada sore hari mulai dari pukul 14.30 s/d 17.30 WIB. Untuk lebih jelasnya kami lampirkan daftar nama Ustadz dan Ustadzahnya dan jadwal pelajaan.

G.Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di PKBM Bumi Wiyata diberi nama PAUD AL
WARDAH. Al Wardah berasal dari bahasa Arab yang berarti Bunga ”Mawar”.
PAUD ini didirikan pada tahun 2006 oleh Bapak Drs. KUSNANDAR selaku Ketua PKBM
Bumi Wiyata yang bertempat di PKBM Bumi Wiyata atau Pondok Pesantren Darun
Nasyi’in.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini diharapkan dapat menjadi tempat yang sangat
menyenangkan, menyejukkan dan menjadi tempat yang indah bagi anak-anak PAUD yang
ada di lingkungan sekitar khususnya di PKBM Bumi Wiyata.
Kegiatan pembelajaran pada PAUD Al Wardah dilaksanakan 3 x dalam satu minggu
yaitu pada hari senin, rabu dan sabtu, dimana waktu pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan pada waktu pagi hari mulai dari pukul 08.00 s/d 10.00 WIB.
Tenaga pengajar pada PAUD Al Wardah terdiri dari 3 orang pengajar yang memiliki
latar belakang pendidikan yang berbeda, ada yang dari pendidikan umum dan ada
juga dari Pondok Pesantren. Kegiatan mata pelajaran yang diterapkan pada PAUD Al
Wardah merupakan perpaduan antara Pendidikan Umum dan Agama. Dengan harapan PAUD
Al Wardah ini dapat memperkenalkan dunia anak dengan nuansa Keagamaan.



H.Taman Kanak-kanak (TK)
Pada PKBM Bumi Wiyata dan Pondok Pesantren Darun Nasyi’in terdapat Taman Kank-kanak yang diberi nama Taman Kanak-kanak Ma’arif 9. kegiatan pembelajaran TK Ma’arif 9 dilaksanakan 6 x dalam satu minggu yaitu pada hari Senin s/d hari Sabtu dan pada hari Minggu libur serta dilaksanakan pada waktu pagi hari mulai pukul 07.30 s/d 10.00 WIB. Tanaga pengajar pada TK Ma’arif 9 terdiri dari 5 orang pengajar.
TK Ma’arif 9 merupakan lanjutan dari pendidikan PAUD Al Wardah. Dimana mereka yang telah selesai dari Pendidikan PAUD dan umurnya mencukupi, mereka akan melanjutkan pendidikannya di TK Ma’arif 9.
Adapun batasan umur yang telah ditentukan untuk dapat masuk PAUD yaitu umur 3 s/d 5 tahun sedangkan pada TK yaitu umur 5 s/d 6 tahun dengan adanya pembatasan tersebut diharapkan dapat memperkecil perebutan anak didik antara PAUD dan TK.



BAB III
KESIMPULAN

Kewirausahaan yang diterapkan dalam PKBM bumi wiyata dapat dijadikan sebagai pendidikan dan pengetahuan bagi masyarakat dalam menciptakan lapangan pekerjaan serta mengurangi pengangguran didalam masyarakat sekitar, serta dapat dijadikan suatu wadah atau badan penunjang ketrampilan dan mewujudkan keingintahuan masyarakat baik dalam bidang pendidikan maupun kewirausahaan.


Penulis,

Dwi Astuti, A.Md.




BIODATA PENYUSUN MODEL




Nama : Dwi Astuti, A.Md.
Tempat Tanggal Lahir : Bumi Jawa, 27 Juli 1985
Pekerjaan : Wakil Ketua PKBM "BUMI WIYATA"
Desa Bumi Jawa Kecamatan Batanghari Nuban
Kabupaten Lampung Timur

Read More..

KEAKSARAAN FUNGSIONAL

Sanggar Kegiatan Belajar Lampung Timur pada tahun anggaran 2010 ini mendapat pengalokasian kegiatan Keaksaraan Fungsional (KF) INOVASI berjumlah 30 kelompok yang tersebar di seluruh Kabupaten Lampung Timur,Tampak di gambar Tutor dan PB sedang menghadiri pembukaan

Lokasi Penyelenggaraan
Jumlah warga belajar yang akan dibina melalui kegiatan pembelajaran pendidikan keaksaraan sebanyak 300 orang dengan perincian sbb :
1. Kecamatan Pekalongan 20 orang
2. Kecamatan Batanghari Nuban 50 orang
3. Kecamatan Raman Utara 20 orang
4. Kecamatan Purbolinggo 40 orang
5. Kecamatan Sukadana 30 orang
6. Kecamatan Way Bungur 40 orang
7. Kecamatan Sekampung 30 orang
8. Kecamatan Marga Sekampung 20 orang
9. Kecamatan Batang Hari 30 orang
10. Kecamatan Braja Selebah 20 orang

Waktu Penyelenggaraan
Waktu Penyelengaraan program Penyaluran dan Pemanfaatan Bantuan Langsung (Block Grant) BOP Pendidikan Keaksaraan Inovasi ini adalah bulan April sampai September 2010 di 10 kecamatan Kabupaten Lampung Timur.i.Kemitraan
Pelaksanaan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Keaksaraan Fungsional Inovatif ini akan bermitra dengan organisasi/lembaga swadaya masyarakat, usaha-usaha industri kecil yang ada di sekitar kelompok-kelompok KF

Tahap Penyelenggaraan
1. Tahap persiapan
-Menyusun TOR
-Membuat program pembelajaran
-Mengadakan konsultasi dengan pihak terkait
-Memotivasi calon warga belajar
-Membimbing calon sumber belajar
-Menyusun bahan belajar
-Menyiapkan format administrasi
-Memanggil calon warga belajar

2. Tahap pelaksanaan
-Melaksanakan pembukaan kegiatan
-Melaksanakan kegiatan pembelajaran baik teori maupun praktek
-Melaksanakan kegiatan pendampingan baik teori maupun praktek

3. Tahap tindak lanjut
-Menyelesaikan administrasi
-Menyusun laporan kegitan
-Mengadakan pemantauan

Kesimpulan

1. Pelaksanaan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Keaksaraan Fungsional Inovatif dalam proposal ini ditetapkan berdasarkan prioritas kebutuhanan dari hasil identifikasi yang dilaksanakan pada tanggal 02 Pebruari dan diputuskan secara musyawarah dengan pamong Belajar / Staf tata usaha SKB Lampung Timur tanggal 12 Pebruari 2009. Identifikasi dilakukan diwilayah kecamatan Purbolinggo.
2. koordinasi dan konsultasi ; pelaksanaan program dengan pendekatan teori dan praktek;
3. Jadual pelaksanaan dalam proposal ini bukan merupakan perencanaan yang bersifat tidak permanen, dalam arti segala sesuatunya bisa berubah tergantung pada situasi yang ada. Namun demikian perencanaan ini merupakan acuan baku , artinya bila terjadi perubahan diharapkan tidak mengubah subtansi.


b. Rekomendasi.
1.Upaya – upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas warga belajar agar dapat meningkatkan pengetahuan calistungkom dan keterampilan usaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, kurang berdampak positif, bila tidak didukung oleh kebijakan dan peralatan yang sesuai. Oleh sebab itu dukungan dari berbagai fihak khususnya Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lampung Timur, Instansi pemerintah/swasta terkait, praktisi pendidikan Luar Sekolah, serta tokoh- tokoh masyarakat di kabupaten Lampung Timur sangat diharapkan.
Kepada P2-PNFI Regional I Jayagiri. sebagai koordinator tim penilai, diharapkan dapat memberikan penilaian dan menetapkan jumlah dana Operasional Penyelenggaraan program Pelaksanaan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Keaksaraan Fungsional Inovatif
Read More..

BUDIDAYA TERNAK KAMBING P.E

Disusun oleh
Saipul Asri, S.Pd

Bab I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Indonesia adalah suatu negara berkembang yang dapat dikategorikan pada kelompok Negara berkembang yang tingkat penghasilan perkapitanya masih jauh dibawah Negara berkembang lainnya yang ada dikawasan Asean, begitu juga perkembangan ekonomi makro maupun mikro masih di bawah. Basis perekonomian secara makro ialah bidang pertanian yang berorientasi ke industri dimana tingkat kemajuan teknologi pertanian yang ada selalu akan berdampak kepada hasil maupun kualitas produk daripada pertanian itu sendiri.Selain pertanian, usaha perekonomian di sector lainpun selalu dipacu perkembangannya yang antara lain sector perikanan, peternakan dan kehutanan.
Peternakan adalah salah satu sector perekonomian yang cukup besar menyumbang devisa maupun prosentase Produk domestic bruto (PDB) masyarakat Indonesia ke tingkat yang lebih baik lagi.Dimana teknologi peternakan yang berkembang dengan pesat, baik dari segi budidaya mapun dari sisi penganekaragaman bibit maupun keunggulannya.
Masyarakat pedesaan dihampir seluruh Indonesia ini pada umumnya melaksanakan budidaya ternak baik ternak unggas maupun hewan.Budidaya ternak hewan juga terbagi dari dua jenis yaitu hewan besar dan kecil.
Kambing adalah salah satu jenis budidaya ternak kecil, dimana di seluruh Indonesia ini masyarakat pedesaan pada umumnya melaksanakan usaha budidaya ternak kambing ini.Tapi usaha ternak atau budidaya tersebut kebanyakan masih bersifat insidentil dan tidak terprogram, sehingga akibatnya perkembangan usaha budidaya ternak kambing yang bersifat home industri itupun biasanya berlangsung stagnan.
Bertitik tolak dari keadaan tersebut sudah selayaknya perlu dicari terobosan-terobosan yang dapat menghilangkan kendala dalam usaha budidaya ternak kambingtersebut. Baik dari teknis pembudidayaanya maupun dari teknologi pembibitan dan lain sebagainya.Sehingga usaha budidaya ternak kambing itu dapat menjadi usaha utama, bukan lagi merupakan usaha sampingan bagi penduduk perdesaan, mereka dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya secara individual maupun meningkatkan perekonomian secara nasional.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya tulisan ini antar lain :
1. Untuk memenuhi tugas karya tulis
2. Untuk memberikan acuan dalam usaha budidaya ternak kambing
3. Untuk memberikan bahan perbandingan dalam usaha budidaya ternak kambing
4. Untuk menambah wawasan baik bagi penulis mapun pembaca.


Bab.II
KAJIAN TEORI


Ternak kambing merupakan ternak yang sudah sangat lama dikenal oleh masyarakat baik masyarakat petani maupun masyarakat umumnya. Di Indonesia terutama di pedesaan kambing adalah merupakan salah satu ternak yang sangat banyak dipelihara. baik secara tradisional maupun secarar intensif. Karena kambing adalah ternak yang sangat mudah dipelihara dan dikembangbiakkan, baik dengan modal besar maupun dengan modal yang sangat kecil sekalipun.Karena biaya permodalan awal maupun biaya pengembangbiakan relatif murah. Oleh karena itu sudah sewajarnya budidaya ternak kambing ini mulai diupayakan dilakukan dengan carar intensif, sehingga dapat menunjang ekonomi keluarga terutama masyarakat di pedesaan.

A.Jenis-jenis kambing

1. Jenis-jenis kambing ini sangat banyak, dari jenis lokal dikenal dengan kambing kacang dan biri-biri (wedus gembel) dan peranakan, disini kita hanya akan membahas kambing peranakan. Asal usul kambing peranakan ini ialah pada tahun 1923 di daerah kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo didatangkan kambing dari distrik Ettawa India dengan nama Fries Indie. Kambing tersebut secara turun temurun dipelihara di daerah kecamatan Kaligesing hingga sampai sekarang, kambing yang dipelihara ada yang berat badannya mencapai 80-110Kg.
Di daerah kecamatan Kaligesing perkembangan kambing tersebut sangat baik sehingga terkenal dengan nama peranakan ettawa (PE) ras Kaligesing.
Kunci sukses dalam usaha memelihara kambing peranakan ettawa ras Kaligesing kita harus:
1.1.Cinta (senang) terhadap kambing
1.2.Rasa kasih sayang terhadap ternaknya (kambing)
1.3.Pakan dan minum terpenuhi bergizi dan sehat
1.4.Menjaga kebersihan kandang dan ternaknya
1.5.Kandang sistem panggung
1.6.Memilih bibit yang berkualitas
1.7.Kambing dikawinkan dengan pejantan yang baik (unggul) yang hasilnya meningkat.

2. Ciri-ciri/ kriteria kambing ettawa
2.1. Warna
2.1.1 Coklat + putih
2.1.2 Hitam + putih
2.1.3 Hitam polos + putih polos
2.1.4 Coklat polos
2.2. Beranak kembar
2.3. Kepala berbentuk jeruk sesiung
2.4. Telinga agak panjang melipat, ada juga yang berbentuk pelepah kelapa
2.5. Kaki tegak simetris tidak membengkok
2.6.Tanduk menghadap kebelakang
2.7. Bulu belakang lebat
2.8.Tidak cacat.

3. Jenis-jenis pakan
3.1. Hijau daun
3.1.1 Kaliandra
3.1.2 Dadap
3.1.3 Kamal (kleresede)
3.1.4 Lamtoro
3.1.5 Daun nangka
3.1.6 Singkong karet
3.1.7 Turi
3.1.8 Wora-wari (pagar hidup)
3.1.9 Daun jagung.

3.2. Jenis rumput
3.2.1 Kolonjono
3.2.2 Rumput gajah
3.2.3 Sotaria
3.2.4 Rumput alam
3.3. Pakan tambahan
3.3.1 Konsentrat
3.3.2 Ampas tahu
3.3.3 Bekatul
3.3.4 Jagung, kacang hijau, beras merah (bubur)
4. Minuman
1. Air tawar dan garam
2. Air tawar dan garam + gula merah.

5. Kandang
5.1 Kandang berbentuk panggung dan disekat-sekat.
Fungsinya:
5.1.1.Untuk memisahkan satu dengan yang lain
5.1.2.Mudah untuk memantau
5.1.3.Untuk memisahkan induk dengan anak
5.1.4.Untuk memisahkan induk yang bunting dengan yang lain
5.1.5.Untuk memisahkan induk dengan pejantan.
5.1.6.Melindungi ternak dari hewan pemangsa
5.1.7.Menjaga agar tidak merusak tanaman
5.1.8.Tempat kawin dan beranak
5.1.9.Tempat merawat yang sakit
5.1.10.Memudahkan pengontrolan.
5.2. Syaratnya:
5.2.1.Tempat kering dan tidak tergenang air
5.2.2.Tempat kandang agak jauh dari rumah
5.2.3.Cukup mendapat sinar matahari
5.2.4.Terlindung dari angin langsung.
Kandang yang baik diusahakan menghadap ke Timur, jarak dari rumah 10 – 20 Meter kerapatan lantai panggung 2 cm untuk memudahkan kotoran jatuh kelantai bawah.

5.3.Model-model kandang:
5.3.1.Kandang alas lantai tanah
5.3.2.Kandang panggung
5.4.Ukuran kandang:
5.4.1.Jantan dewasa (12 bulan) 1.2 M2
5.4.2.Betina dewasa (12 bulan) 1 M2
5.4.3.Induk menyusui 1 M2
ditambah ukuran setiap anak 0,5 M2
5.4.4.Jantan/betina muda (7-12 bulan) 0,75 M2
5.4.5.Sapihan (3-7 bulan) 0,5 M2

B. Pemeliharaan Dan Perawatan
1.Bibit
Pemilihan bibit bertujuan untuk memperoleh jenis kambing PE yang memiliki sifat- sifat baik, seperti prosentase kelahiran, kerukunan yang tinggi dan memiliki kecepatan tumbuh yang baik

1.1. Calon induk
Untuk memilih kambing PE betina yang hendak dijadikan bibit perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.1.1.Kambing PE belum mencapai 1 tahun atau gigi susu belum berganti
1.1.2.Berat badan sekitar 20 – 25 Kg
1.1.3.Kondisi badan baik, lincah dan aktif
1.1.4.Pertumbuhan ambing harmonis puting simetris.
1.2. Calon pejantan
Calon pejantan yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.2.1.dada dalam dan lebar
1.2.2.Tubuh panjang, daging baik
1.2.3.Punggung lurus dan rata
1.2.4.Kaki kuat dan halus
1.2.5.Memiliki sifat-sifat kejantanan yang menonjol/agresif
1.2.6.Seratum besar, simetris.

2. Pemeliharaan
2.1.Induk
Induk kambing yang sedang bunting memerlukan perawatan yang khusus dimana induk dijaga agar tidak sampai terjatuh atau berbenturan dengan ternak yang lain.Karena bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran yang belum pada waktunya. Untuk menjaga hal-hal tersebut induk yang sedang bunting terutamam 2 (dua) minggu menjelang melahirkan harus dikandangkan sendiri. Induk yang bunting agar selalu sehat dan perlu banyak bergerak berjalan dan memperoleh sinar matahari dan pakan hijauan dan konsentrat yang cukup.( lama bunting kurang lebih 144 hari)

2.2. Pejantan
Pejantan sebaiknya ditempatkan terpisah dari kambing-kambing lainnya sehingga memudahkan pengawasan dan pengaturan perkawinan. Untuk pejantan yang dalam priode pemacak sebaiknya diberikat makanan konsentrat.

2.3. Anak
Anak yang baru lahir harus mendapatkan susu pertama dari induknya (colostrum) untuk mendapatkan kekebalan/anti body yang berguna sebagai pertahanan terhadap serangan penyakit. Penyapihan sebaiknya dilakukan sesuai dengan kondisi induk dan anak, penyapihan biasanya dilakukan saat anak berumur 4-5 bulan (ideal) yaitu bila anak sudah mampu sepenuhnya untuk makan-makanan hijauan dan makanan lainnya.

C. Reproduksi
Keberhasilan beternak kambing dapat diukur dengan perkembangbiakan ternak itu sendiri (Reproduksi) yang meliputi:
1. Deteksi birahi
2. Perkawinan
3. Bunting

1. 1 Deteksi birahi dapat dilihat atau diperhatikan antara lain:
1.1.1. Mengembik/tidak mau makan
1.1.2. Mengembik dan gelisah
1.1.3. Ekornya dikipat-kipatkan
1.1.4. Kemaluannya (Vulva) keluar lendir berwarna putih
1.1.5. Kemaluan dikenal dengan Abang, Abuh dan Anget (3 A)

2.1. Perkawinan
Umumnya ternak kambing akan mencapai pubertas setelah umur 6-8 bulan, tetapi umur yang tepat untuk mengawinkan ternak kambing pada usia 10-12 bulan. Adapun pase kawin ternak kambing ada 4 yaitu :
2.1.1 Pro Estrus
Waktunya relatif pendek, gejala yang terlihat hanya tingkah laku dan perubahan pada alat kelamin (vulva) bagian luar (bengkak, berwarna merah, basah). Pada fase ini meskipunternak ada gairah birahi tapi bila didekati pejantan menolak untuk melakukan perkawinan.
2.1.2 Estrim
Fase ini adalah masa terpenting dari siklus perkawinan ditandai dengan tanda-tanda birahi yang lebih jelas yaitu cairan bening yang mengalir menggantung di ujung vulva. (masa terbaik untuk perkawinan)
2.1.3 Met estrus
Fase terjadi setelah fase estrus selesai, ditandai dengan kurang jelasnya tanda-tanda birahi, disini betina menolak pejantan.
2.1.4 Di estrus
Fase terlama ditandai dengan tidak adanya kebuntingan.

3.1 Bunting
Ciri-ciri kambing bunting
3.1.1 Bulu mengkilat
3.1.2 Perut membesar
3.1.3 Puting susu hangat (mengeras)

D. Perawatan setelah melahirkan
1. Puting susu dibersihkan dengan air hangat dan pucuk puting susu diremas dengan jari telunjuk dan ibu jari (dipencet) agar susunya keluar.
2. Anak kambing setelah lahir badan dan mulutnya dibersihkan.
3. Kukunya dipotong sedikit agar tidak mudah panjang
4. Diberi susu induknya
5. Ekornya dicuci agar tidak dihinggapi lalat
6. Disemprot dengan gufanek bila ada
E. Macam-macam penyakit
1. Penyakit kulit (kurap, gudik)
2. Penyakit susu
3. Penyakit mata
4. Kembung

F. Pengobatan/pencegahan
1. Cara tradisional
Belerang dan kapur barus digerus lalu dicampur dengan minyak goreng lalu dioleskan
2. Kulit/Di injeksi dengan Ijomex
3. Susu/Diobati dengan Oxytocin
4. Mata/Diobati dengan cairan Kaloxzi
5. Kembung/Diberi minuman sprite atau air kelapa dan garam secukupnya



Bab. III
BUDIDAYA

A. Program pertama
Pada ujicoba budidaya ternak kambing, dilaksanakan di desa Tegal Ombo kecamatan Way Bungur pada tahun 2005, Jumlah anggota yaitu 10 orang dengan 1 orang tenaga pendamping lapangan.

1. Langkah-langkah pelaksanaan
1.1. Koordinasi dengan pihak desa yang akan menjadi locus sasaran
1.2. Identifikasi calon sasaran/anggota kelompok dan pendamping lapangan
1.3. Identifikasi NST
1.4. Pelaksanaan kursus kilat tentang budidaya ternak kambing 1 minggu
1.5. Selesai pelaksanaan kursus kilat lalu dibentuk kelompok
2. Aflikasi dilapangan
2.1. Setiap anggota diberi modal dengan satu ekor induk kambing lokal
2.2. Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan di tempat masing-masing anggota
2.3. Setiap satu bulan diadakan pertemuan bergilir disetiap rumah anggota
3. Kendala dan hambatan
3.1. Anggota yang tersebar dalam satu kecamatan dan terdiri dari lima desa
3.2. Pendamping lapangan kurang mampu dalam hal teknik budidaya ternak kambing
3.3. Modal yang terlalu kecil hanya mendapatkan satu ekor kambing
3.4. Orientasi kegiatan berdasarkan sasaran bukan jumlah anggaran.

B. Program Ke dua
Pada ujicoba budidaya ternak kambing, dilaksanakan di desa Purwosari kecamatan atanghari Nuban dan desa Sumberejo Batang Hari pada tahun 2006, Jumlah anggota yaitu 10 orang dengan:

1. Langkah-langkah pelaksanaan
1.1.Koordinasi dengan pihak kecamatan dan desa yang akan menjadi locus sasaran
1.2.Identifikasi calon sasaran/anggota kelompok
1.3.Identifikasi NST
1.4.Pelaksanaan kursus kilat tentang budidaya ternak kambing 1 minggu
1.5.Selesai pelaksanaan kursus kilat lalu dibentuk kelompok

2. Aflikasi dilapangan
2.1.Setiap anggota diberi dana sejumlah Rp. 1.200.000,00
2.2.Sebagian anggota membeli bibit lokal dan sebagian jenis domba lokal (Wedus gembel)
2.3. Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan system kelompok
2.4. Di bagi tugas piket pengawasan setiap hari

3. Kendala dan hambatan
3.1.Pemilihan bibit kurang tepat
3.2.Piket kurang berjalan dengan baik
3.3.Ketua kelompok kurang mampu mengkoordinasikan anggotanya.
3.4.Disiplin anggota kurang optimal

C. Program Ke Tiga
Pada ujicoba ketiga budidaya ternak kambing, dilaksanakan di desa Rajabasa Lama kecamatan Labuhan Ratu pada tahun 2007, Jumlah anggota yaitu 7 orang dengan:

1. Langkah-langkah pelaksanaan
1.1.Koordinasi dengan pihak kecamatan dan desa yang akan menjadi locus sasaran
1.2.Identifikasi calon sasaran/anggota kelompok dan pendamping lapangan
1.3.Identifikasi NST
1.4.Pelaksanaan kursus kilat tentang budidaya ternak kambing 1 minggu
1.5.Selesai pelaksanaan kursus kilat lalu dibentuk kelompok

2. Aflikasi dilapangan
2.1.Setiap anggota diberi dana sejumlah Rp. 1.200.000,00
2.2.Seluruh anggota memelihara kambing P.E
2.3.Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan system setiap anggota bertanggungjawab atas peliharaannya masing-masing
2.4.Diadakan pertemuan setiap sebulan sekali, sekaligus dibentuk kelompok arisan.
3. Kendala dan hambatan
3.1.Harga bibit sangat tinggi
3.2.Cuaca yang kurang baik



Bab. IV
PEMBAHASAN


A. Kendala yang ditemui di lapangan

1. Koordinasi dan identifikasi
Dalam hal koordinasi ini tidak semua desa berjalan dengan baik, karena sering ditemui sikap mental dari aparat terkait dimana kalau sudah berhubungan dengan dana bantuan pemerintah rasa ingin merasakan yang bukan haknya lebih menonjol dibandingkan dengan tujuan untuk memakmurkan masyarakatnya. Oleh karena itu sering terjadi anggota sasaran yang diajukan atau direkomendasikan masih lebih banyak yang bersifat kekeluargaan.
2. Lokasi dan integritas anggota.
Apabila jarak masing-masing anggota satu dengan lainnya terlalu jauh apalagi tersebar dalam satu kecamatan, hal ini banyak menimbulkan hambatan yang antara lain sulitnya berkoordinasi dan bertukar informasi tentang perkembangan masing-masing ternak peliharaannya.Begitu juga pendamping lapangan sangat banyak membutuhkan biaya dan waktu dalam mendampingi anggotanya.Selain itu mental anggota/WB masih sering bersikap mental yang kurang baik, bahkan sering ditemui yang berpandangan bahwa bantuan pemerintah sama saja dengan bagi-bagi dana bantuan tanpa adanya konsekwensi serta tujuan kemakmuran diri dan keluarga.
3. Pendamping lapangan
Sering terjadi pendamping lapangan kurang punya charisma serta kemampuan menejerial dalam melaksanakan tugasnya.Hal ini adalah kelemahan saat mengidentifikasi karena baik pendamping lapangan maupun warga belajar adalah hasil arahan dari pihak lokasi sasaran.Padahal pendamping lapangan adalah salah satu tenaga yang sangat berperan penting dalam keberhasilan program life skill.
4. DBU dan bibit ternak
Dana yang dialokasikan dalam life skill budidaya ternak kambing ini sering kali berorientasi kepada pemenuhan jumlah sasaran, sedangkan dilapangan keadaan tersebut sering bertentangan dengan kondisi pasar ternak dilapangan.Sehingga akan mempengaruhi jumlah bibit, jenis bibit dan kualitas bibit yang akhirnya tingkat optimalisasi keberhasiln program dapat terganggu.
5. Kendala alami.
Cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan terganggunya sumber pakan bagi ternak, karena apabila menemui musim kemarau sumber pakan hijauan sangat langka, sehingga pemenuhan sumber protein bagi ternak peliharaan akan berkurang bahkan tidak ada.

B. Indikator keberhasilan program
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari suatu program ialah dengan mengacu kepada indicator yang disusun berikut:
1. a.Semester 1.
Apabila pemeliharaan awal bibit anakan maka pada akhir semester.bibit Tersebut sudah menjadi indukan yang siap dipijahkan. Apabila indukan maka pada akhir semester sudah beranak.
b.Semester 2
Perkembangan bibit anakan sudah beranak/mempunyai keturunan, sedangkan bibit indukan sudah siap dipijahkan kembali.
2. Priode perkembangan ini akan selalu berjalan sesuai dengan siklus semesteran apabila tidak ada kendala yang berarti.


C. Evaluasi masing-masing Pelaksanaan program
1. Program pertama
1.1. Tiga orang anggota ternaknya mati
1.2.. Dua orang ternaknya hilang dicuri
1.3. Lima orang ternaknya berkembang tapi kurang optimal
2. Program kedua
2.1. Lima orang ternaknya terserang penyakit gudik dan tidak tertanggulangi
2.2. Lima orang ternaknya mengalami perkembangan cukup baik.
3. Program ketiga
3.1. Satu orang anggota ternaknya mati
3.2. Lima orang anggota ternaknya berkembang dengan baik
3.3. Satu orang kurang anggota ternaknya berkembang kurang optimal
Bab. V
KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan

Dalam berkoordinasi dengan pihak desa ataupun kecamatan hendaknya pengelola program harus benar-benar dapat meyakinkan dan mengarahkan tujuan akhir dari suatu program, sedapat mungkin dalam mengidentifikasi calon sasaran betul-betul selektif agar didapatkan calon sasaran atau anggota kelompok yang rasa tanggungjawabnya tinggi.Jangan sampai terjadi yang menjadi sasaran tersebut masih kerabat dari pihak aparat desa mapun kecamatan yang kriterianya tidak memenuhi syarat.

Hendaknya sasaran tidak menyebar dalam satu kecamatan tapi sebaiknya ada dalam satu desa apabila memang jumlah sasaran sedikit/kurang dari 15 orang. Hal ini akan memudahkan mengkoordinirnya serta pengawasan. Kemudian untuk merubah sikap mental sasaran yang berpikiran dana bantuan bersifat cuma-cuma maka dibuat suatu perjanjian yang mengikat tanggungjawab maupun konsekwensinya baik secara moral maupun secara hukum.

Adapun pendamping lapangan adalah orang yang benar-benar mengerti dan memahami tentang ternak, baik segi budidaya, penyakit dan cara penanggulangannya maupun menejerial.sehingga kendala pemeliharaan dilapangan dapat diminimalisir.
Sedapat mungkin bila tidak bertentangan dengan petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan program dana yang tersedia jangan berorientasi kepada kuantitas sasaran, tapi lebih diarahkan kepada kualitas keberhasilan program.

Dalam memilih lokasi sasaran selain berpedoman kepada kriteria umum tentang tingkat perekonomian warga masyarakatnya, letak topografi wilayah juga harus diperhitungkan karena apabila lingkungan pemeliharaan jauh dari sumber pakan hijauan, maka akan semakin sulit apabila menemui musim kekeringan.


B. Sasan.Saran
Program pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) adalah satu program yang dapat menyentuh langsung kepada masyarakat terutama masyarakat pedesaan, apalagi life skill budidaya ternak. Karena disamping mudah dibudidayakan, sebagai sumber pendapatan bagi warga masyarakat miskin pedesaan, sehingga kami sangat mengharapkan hendaknya bagi pengambil kebijakan agar dapat selalu mengalokasikan dana bantuan life skill, melalu SKB-SKB yang ada.




Purbolinggo, September 2008


Penulis
Read More..

Kumpulan poto kegiatan Visitasi Rekan2 P2PNFI Bandung



NAMPAK KESERIUSAN REKAN2 P2PNFI KETIKA MELAKSANAKAN VISITASI KE SKB LAMPUNG TIMUR Read More..

Diklat Tutor




Suasana pembukaan Diklat Manajemen KF, PAUD dan Kesetaraan Di SKB Lampung Timur yang dibuka oleh Kdis DIKPORA LAM_TIM Read More..

HANKOGAN: The queen of home (My wife)

HANKOGAN: The queen of home (My wife)

waduh ini nampaknya ibu ratu lagi merengut Read More..